![]() |
Suasana Seminar MES Cianjur |
Hadir sebagai pembicara pada seminar yakni, Sekretaris Umum Badan Pengurus Harian MES Jawa Barat Arif Budiraharja, Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Cianjur Kasmiri, Ketua Komisi II DPRD Cianjur Teguh Agung NM, Pimpinan Cabang BJB Syariah Cianjur Agus dan Pelaku Usaha Hotel Syariah Puncak Cipanas. Seminar dimoderatori oleh Irfan Jamil.
Arif Budiraharja mengatakan, pihaknya berusaha lebih mengoptimalkan lagi keberadaan MES Jawa Barat, berikut program kerja yang menyentuh dengan pelaksanaan ekonomi syariah. “Kita terus mensosialisasikan kegiatan ekonomi syariah di berbagai level, seperti pada sosialisasi cara transaksi yang Islami pada sejumlah pedagang tradisional di Bandung,” kata Arif.
Kasmiri lebih menyoal masalah pelaksanaan ekonomi syariah pada tatanan pelaksanaan seperti pengadaan produk-produk halal yang sudah diakui oleh dunia. “Semua negara seperti halnya Thailand sudah memberlakukan produk halal jauh-jauh hari, padahal negara ini mayoritas bukan penganut Islam, maka kita yang mayoritas seharusnya lebih dulu untuk bersaing di pasar internasional dalam pemberlakuakn produk halal ini,” ujarnya, seraya rumah potong hewan dan berbagai macam makanan halal juga harus berlabelisasi dan proses menuju halal.
Ketua Komisi II DPRD Cianjur, Teguh Agung menyebutkan, tatanan ekonomi syariah bisa disandingkan dengan adanya Perda Gerbang Marhamah tahun 2006. Maka seharusnya Cianjur sudah harus menguasai perbankan konvensional untuk menjadi syariah.
“Di Cianjur banyak slogan ke Islaman, tapi substansi tidak jelas, padahal ada gerbang marhamah, maka harus dibuat regulasi Perda Ekonomi Syariah di tiap kecamatan, posisi MES harus menggandeng pemerintah, dewan dan stakeholder lainya, kemasan MES juga harus menarik, para pedagang pasar harus jadi sasaran sosialisasi, terus pengusaha juga harus didekati, Insya Allah pada tahun 2020 Cianjur memiliki konsef ekonomi syariah secara meluas,” paparnya.
Agus lebih menyoroti keberadaan perbankan syariah di Indonesia, khususnya di Kabupaten Cianjur. Perbankan syariah yang mulai muncul ramai tahun 2000, sudah jadi alternatif bagi para nasabah muslim. “Meski begitu saya miris, tercatat hanya 10 persen yang bertransaksi diperbankan syariah, dan sisanya 90 persen memilih konvensional dan itu adalah saudara-saudara kita,” ungkapnya seraya terus berinovasi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. “Perbankan syariah salah satu upaya berjihad, dan adanya MES bisa bersosialisasi lagi,” ungkapnya.(*/nag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar