Senin, 10 Maret 2014

TERIMA KASIH KAU TELAH MENAMPARKU


INI cerita unik dari dunia lain dari sosok yang tak bisa dilukiskan dan dibayangkan..Nan jauh di sana, dimana cerita ini dimulai dari sesuatu yang tak mungkin bisa diungkapkan. Sebab cerita ini hanya bisa dipendam di dalam hati, satu sisi kemanusiaan ini mungkin sangat manusiawi, tapi di sisi lain ini merupakan cerita terlarang yang tak mungkin dan tak seharusnya terjadi. 
Berawal dari cerita pertemuan yang kerap terjadi, dari sorotan mata yang adakalanya bertemu pada sebuah peraduan, sejak awal tidak ada rasa ataupun niat untuk bisa bersua atau becengkrama, apalagi melebihi itu semua. Tapi waktu dan suasanalah yang membawa cerita ini harus masuk pada deretan paragraf hidup.
Sejak awal tak bisa dibayangkan akan seperti apa jadinya bila ini terjadi dan tidak ada niat sedikitpun untuk bisa menempatkan hati pada bukan tempatnya. Lagi-lagi ini cerita yang tak mungkin bisa dijadikan alur dari perjalanan hidup. Akan sulit bila bisa masuk pada dunia orang lain, yang diluar nalar dari perjalanan hidup.
Perjalanan cerita ini dimulai dari sebuah kota nan jauh di sana, dimana ada kesempatan untuk bisa berbincang dan saling mengenal satu sama lain. Tetapi ini lagi-lagi tak seharusnya terjadi, perbincangan itu hanya perbincangan biasa, sama halnya seseorang bisa mengenal satu sama lainnya. 
Tak ada niatan untuk bisa mengenal lebih jauh, apalagi sampai harus berkomunikasi memberi informasi dan mengetahui keadaan masing-masing. Tak ada niatan untuk mengusik kehidupan yang sudah lama dijalani dengan tenang dan sangat bahagia.
Tak bisa dan seharusnya tak boleh terjadi, dan akhirnya masuk pada perasaan yang mungkin karena rasa manusiawi itulah, akhirnya hanya bisa memberi yang tak lebih dari itu semua. Namun cerita bisa saja lain, ketika sudah saling memberi saran dan pengertian lebih dalam.
Tak bisa dipaksakan semua hanya bisa lewat hayalan dan angan-angan, tak boleh dipaksakan menjadi sesuatu yang formil, apalagi memberikan janji-janji dan kata-kata yang bisa membuat hati terikat. Semua tak boleh terjadi dan berusaha menghindar.
Tapi lagi-lagi hati kecil tak bisa dibohongi dan menjadi sebuah cerita yang harus berakhir dengan kesedihan. Mencoba untuk menghindar dari kenyataan dan menjauh dari keinginan yang tak mungkin bisa diwujudkan karena ini semua bisa jadi gunung es yang sewaktu-waktu bisa meledak. 
Akhirnya semua harus bisa menerima kenyataan dan menghindari dari apa yang disebut cerita terlarang. Sebab, tak ada manfaat yang bisa diambil dari semua ini jika dipaksakan, bahkan bisa jadi masalah yang tak akan ada ujungnya. Ya harus bersyukur atas apa yang terjadi meski hati sangat ingin bisa bersua setiap saat, tetapi bukan waktunya dan zamaanya lagi untuk bisa mewujudkan semua itu.
Ada kata yang bisa diambil, harus bisa menerima pahitnya dari sebuah 'pertemanan' dan menjauh dari kenyataan hidup yang tak harus dijalani, pahit pasti, sedih pasti, tapi ini merupakan akhir yang harus diterima dengan lapang dada, bisa menerima kenyataan bahwa ini sudah jadi takdir yang harus diterima. Akhirnya hanya bisa mengucapkan "TERIMA KASIH KAU TELAH MENAMPARKU"
-----------------------

Senin, 03 Maret 2014

Lumpuhkan Ingatanku


Lumpuhkan Ingatanku

Jangan sembunyi...Ku mohon padamu jangan sembunyi...Sembunyi dari apa yang terjadi...Tak seharusnya hatimu kau kunci

Bertanya, cobalah bertanya pada semua...Di sini ku coba untuk bertahan...Ungkapkan semua yang ku rasakan

Kau acuhkan aku, kau diamkan aku...Kau tinggalkan aku...Lumpuhkanlah ingatanku,...hapuskan tentang dia... Ku ingin ku lupakannya

Jangan sembunyi...Ku mohon padamu jangan sembunyi...Sembunyi dari apa yang terjadi...Tak seharusnya hatimu kau kunci

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia...Hapuskan memoriku tentangnya...Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia...Ku ingin ku lupakannya...

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia...Hapuskan memoriku tentangnya...Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia...Ku ingin ku lupakannya

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia...Ku ingin ku lupakannya...Kau acuhkan aku, kau diamkan aku...Kau tinggalkan aku...

Lirik lagu Geisha

Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Kau kan slalu tersimpan di Hatiku...Meski ragamu tak dapat ku miliki...
Jiwaku ‘kan slalu bersamamu...Meski kau tercipta bukan untukku...

Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi...Hanya untuk bersamanya...Ku mencintainya sungguh mencintainya...

Rasa ini sungguh tak wajar...Namun ku ingin tetap bersama dia...Untuk selamanya...

Mengapa cinta ini terlarang...Saat ku yakini kaulah milikku...Mengapa cinta kita tak bisa bersatu...Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu...

The Virgin 
---------------

Maaf Aku Mencintaimu

Kau yang jauh di sana telah lama kau pergi...tinggalkan ku sendiri...dulu kita bersama jalani semua ini...suka dan duka...

ku selalu menyayangmu...meski kau tak merindukan aku...Maaf aku mencintaimu...walau mungkin engkau tak mencintaiku...tak ingin ku merubah...apa yang telah kita lewati berdua...ku ingin itu untuk selamanya...

mungkinkah kan bertemu dengan kau hari ini...atau hari nanti...
ku kan selalu berharap temukan yang sepertimu...tuk mengisi hatiku

ku selalu menyayangmu...meski kau tak merindukan aku...

maaf aku mencintaimu...walau mungkin engkau tak mencintaiku...tak ingin ku merubah...apa yang telah kita lewati berdua...ku ingin itu untuk selamanya...

The Virgin 
----------------

Minggu, 02 Maret 2014

Sabtu, 01 Maret 2014

Petani PLKSDA-BM Cianjur Panen Tanaman Musiman

* Meski Bibit Kurang Berkualitas

SEJAK dimulai penanaman program ini, anggota kelompok sudah melakukan penanaman tanaman semusim, meski dalam pelaksanaan Program Penanganan Lahan Kritis Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM), khususnya di Kelompok Tani Cinta Mukti Desa Cintaasih Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur ini, tidak tepat sesuai jadwal.
Penanaman tanaman semusim baru bisa dilaksanakan pada bulan Desember 2012 akhir. Sebab, pada waktu penanaman tanaman pohon-pohonan dan buah-buahan juga sempat terjadi pemunduran waktu yang seharusnya pada bulan Oktober dan November 2012, namun akhirnya dilaksanakan pada akhir Desember 2012.
Pemunduran waktu ini juga berimbas pula pada pola tanaman petani yang tidak serempak. Ada beberapa petani yang sudah dari awal menanam dengan pola tanam yang sudah biasa dilakukan, seperti Jagung, Kacang Tanah, Cabe, Jahe, Kacang Panjang, Ubi Jalar, Singkong, Terung, Mentimun, Pisang, dan lain sebagainya. Sebab, prinsif petani tidak harus selalu mengikuti jadwal dari program, selain karena sudah jadi kebiasaan pendapatan sehari-hari dari tanaman semusim, juga karena dipastikan tak tepatnya waktu penerimaan bantuan bibit program PLKSDA-BM tahun 2012.
Dari sebanyak 52 anggota Kelompok Tani Cinta Mukti Desa Cintaasih, Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur, hanya sekitar 20 orang saja yang mendapatkan bantuan tanaman semusim. Selain karena terbatas jumlah bibit yang diterima petani, ada sebagian juga yang menolak bantuan bibit tanaman semusim. Rendahnya kualitas bibit dapat dipastikan petani akan merubah pola tanaman yang sudah mulai ditanaman semenjak bulan 5 sampai bulan 6, sehingga apabila yang sudah ada diganggu, maka kualitas tanamanpun akan rusak (pundung bahasa sunda).
Dari tiga jenis bibit tanaman semusim yang diterima Koptan Cinta Mukti Cintaasih, pada program PLKSDA-BM, diantaranya Kacang Tanah, Jagung dan Kapolaga, hanya dua jenis tanaman semusim yaitu Jagung dan Kacang Tanah yang paling dinanti petani. Meski untuk jenis Kapolaga juga ditanam pada lokasi lahan yang masih kosong. Petani beranggapan kalau Kapolaga bisa memakan waktu dua atau tiga tahun untuk bisa dipetik hasilnya.
Jumlah tanaman semusim seperti Jagung yang diterima Kelompok Cinta Mukti Desa Cintaasih Gekbrong Cianjur ini hanya 5 kilogram dan bibit kacang tanah sebanyak 20 kilogram. Anggota kelompok yang menerima bibit Jagung itu antara lain, H Muhtar 1 kilogram, Bah Oha 2 kilogram, Julaeha 1 kilogram dan Anom 1 kilogram. Minimnya jatah bibit jagung yang diterima petani membuat tak semua petani bisa menanam tanaman semusim. Meski jatah tersebut bena-benar diberikan pada anggota kelompok yang dijamin akan ditanamn.
Selain sedikit, kualitas bibit jenis jagung yang diterima juga tak memadai, ya karena lokal. Hal itu diakui Ketua Kelompok A Hidayat (Pa Alit). Ia membandingkan hasil dari kualitas jagung yang baik dengan kualitas jagung yang kurang bagus. Menurutnya, seperempat kilogram jenis jagung yang bagus, akan menghasilkan ratusan kilogram jagung. Merk bibit jagung yang diterima itu bernama ‘Jambore’. Padahal kata dia ada jenis bibit yang bagus yaitu dari merk ‘Talenta’, ‘Hawai’ atau ‘Golden’.
Begitu juga untuk bibit tanaman semusim Kacang Tanah juga hanya mendapat jatah 20 kilogram dengan jenis bibit merk ‘Anoa’. Maka hasilnya pun tak maksimal, dari 5 kilogram hanya jadi 60 kilogram, dari 3 hanya jadi 22 kilogram. Hasil dari panen tanaman semusim kacang tanah ini atas inisiatif kelompok, maka dibibitkan kembali dengan cara dijemur agar kering untuk kembali dijadikan bibit.
Bibit Kacang Tanah yang dapat antara lain, Ma Ehoy 1 kilogram, Anom 1 kilogram, Harun 3 kilogram, A Hidayat 3 kilogram, H Muhtar 5 kilogram, H Cicah 1 kg, Badin 1 kg, Asep Anwar 1 kg, Odih 1 kg, Jali 1 kg, Ikin 1 kg, Abdul 1 kg. Para petani juga mengakui, jika pola tanam kacang tanah ditanam bukan pada waktunya, imbasnya bukan hanya dari hasil panen yang minim, tanaman juga banyak yang terkena hama kuuk atau ulat tanah, sehingga panen banyak yang gagal.
Menurut aturan seharusnya tanaman kacang tanah baiknya ditanam pada bulan 8,9 dan 10 tahun 2012. Karena hujan pertama pada bulan 8, kalau ada hujan waktu yang tepat pada bulan 9 dan 10 paling telat, tetapi pada tahun ini melebihi dari jadwal yang bukan saatnya menanam.
Adapun hasil dari panen para petani seperti yang dialami H Muhtar dari bibit jagung sebanyak 1 kilogram, hasilnya 250 kilogram dengan harga jual Rp 2000 per kilogramnya. Selain jagung dia juga menanam kacang tanah yang asalnya 5 kilogram membuahkan hasil sebanyak 65 kilogram. Begitu juga A Hidayat yang menanam bibit kacang tanah sebanyak 3 kilogram menghasilkan 625 kilogram. Epon yang menaman bibit jagung sebanyak 2 kilogram, tetapi alasan kualitas bibit dan kondisi unsur hara tanah yang kurang baik, sehingga ia alami puso putih. Namun, tak begitu bagi Anom yang menanam bibit jagung 1 kilogram, setelah bibit disortir hanya terpilih setengah kilogram bibit yang layak ditanam. Hasil setelah panen sebanyak 150 kilogram yang jual Rp. 2000 per kilogramnya.
Begitupun dengan Julaeha yang mendapat bibit jagung sebanyak 1 kilogram dan setelah panen menghasilkan 150 kilogram. Ayi juga tanam 1 kilogram kacang tanah dan setelah panen jadi 13 kilogram. Sedangkan para petani yang belum panen diantaranya, Cicah, Harun dan Ikin.
Meski begitu para petani, khususnya kelompok PLKSDA-BM mengakui meski pola tanam tanaman semusim tak maksimal, dan kualitas bibit yang masih jauh dari harapan, akan tetapi bisa menikmati hasil yang cukup lumayan. Para petani berharap ke depan pemeritah, Ditjen Bangda Kemendagri, Bappeda Kabupaten Cianjur dan Dinas Kehutanan Kabupaten Cianjur dapat memfasilitasi kebutuhan penghijauan, khususnya pada tanaman semusim dapat lebih maksimal lagi. Keuntungan pun tak hanya bisa dirasakan petani juga pemerintah. 

(Ditulis Oleh TPM Desa Cintaasih Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur)

Renungan Dua Dunia

Yang tinggal di gunung merindukan​ pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan​ gunung.

Di musim kemarau merindukan​ musim hujan.
Di musim hujan merindukan​ musim kemarau.

Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.

Diam di rumah merindukan​ bepergian.
Setelah bepergian merindukan​ rumah.

Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entreprene​ur supaya punya kebebasan waktu.
Begitu jadi Entreprene​ur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan​.

Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/is​tri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/is​tri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh.​.

Punya anak satu mendambaka​n banyak anak.
Punya banyak anak mendambaka​n satu anak saja.

Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, namun mengabaika​n apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’

‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif.

Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.
Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

_ Mario Quotes

Situs Megalit Gunung Padang


Situs Megalit Gunung Padang
Desa Karyamukti Kecamatan Campaka

Kabupaten Cianjur
 
 






Mungkinkah Terjadi





Mana mungkin terjadi...Terpadu cinta kita berdua...Mana mungkin kudapat...Mana mungkin kau dapat...Diriku dan dirimu menjadi satu...Kau ada yang memiliki...Aku ada yang memiliki...Walau kita masih saling menyayangi...Kau disana, aku disini...Satu rasa dalam hati...Namun hanya kau yang kusayangi...Mungkinkah terjadi...Oo adakah mentari pagi...Datang menyinari diri...Katakanlah haruskah cinta mesti terbagi...Manakah mungkin kudapat...Manakah mungkin kaudapat...Terpadu cinta kita berdua, ooh.


Kau ada yang memiliki...Aku ada yang memiliki...Walau kita masih saling menyayangi...Kau disana, aku disini...Satu rasa dalam hati...Namun hanya kau yang kusayangi...Mungkinkah terjadi

Kau ada yang memiliki...Aku ada yang memiliki...Walau kita masih saling menyayangi...Kau disana, aku disini...Satu rasa dalam hati...Namun hanya kau yang kusayangi...Mungkinkah terjadi


Lirik lagu Utha Likumahuwa Feat Trie Utami

Jumat, 28 Februari 2014

SURATKU


Kekasih....Terbacakah tulisan hatiku....Saat langkah mulai tak sejalan
Suratku itu...Lukisan luka di hati...Jangan kau hempas...Meski tak ingin kau sentuh...Kutahu pasti...Hatimu tahu...Walau tak baca suratku
Kekasih...Masih kuingat...Janji di suratmu...Mengapa kini...Kau ingkari janjimu...Suratku itu...Lukisan luka di hati...Jangan kau hempas...Mesti tak ingin kau sentuh...Kutahu pasti...Hatimu tahu...Walau tak baca suratku...Tak ingin kusesali...Seluruh cintaku...Walau kini ternyata...Kumelangkah tanpamu...Kasih.............

Kamis, 27 Februari 2014

senyum perjuangan menuju keindahan

tatkala kita beradu di sebuah persimpangan,
senyum itu muncul meski tak tahu siapa mereka,
lalu berpaling tapi, hati menyapa siapa dia
lalu berpikir oh ya kapan kita pernah bertemu
meski senyum itu kembali menyapa kita,
lalu kembali berpikir, oh mungkin ada kemiripan,
tapi sudah lewat bertatap, kita puas bersapa lewat mata.
kita beradu di sebuah surau, senyum itu kembali menyapa
oh ada keindahan saat silaturakhmi itu benar-benar terasa
kita seperti manusia yang diciptakan untuk dikenalnya
lalu kembali berpikir, oh ya kita semua diciptakan untuk saling menyapa lewat senyum
senyum saya rasa perjuangan menuju keindahan,
tiada senyum paling indah, selain senyum ketika kita bertemu sesama.

cianjur, 13 Juli 2010 (saat hari jadi cianjur ke 333 tanpa dihadiri para pejabat)
ari kana proyek ribut, ari ka cianjur poho, aneh uingmah
ari kana proyek ribut, ari ka cianjur poho, aneh uingmah

PERAN JURNALIS DI MASA DEMOKRASI

Oleh : Nanang Rustandi[1]

PASCA keran kebebasan di era demokrasi dibuka tahun 1998, berbagai sarana komunikasi media bermunculan bak jamur di pagi hari. Hampir semua orang ingin membuat perusahaan media, baik penyiaran televisi, radio maupun koran atau majalah. Orang bisa membuat koran tanpa harus menempuh perizinan berbelit seperti pada era orde baru Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP). Dengan bermodalkan keberanian dan dana yang cukup siapapun bisa membuat koran, apalagi Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers) mengisyaratkan bahwa pendirian sebuah penerbitan tanpa harus ada SIUP. Maka tak heran pasca UU tersebut diundangkan lebih dari 1.000 surat kabar, baik nasional, wilayah maupun lokal bermunculan. Namun dalam perjalanannya, tidak semua perusahaan penerbitan tersebut bisa bertahan, hampir setiap hari penerbitan silih berganti pulang dan datang. Dibalik kebebasan penerbitan itu pula berimbas pada kualitas dan kuantitas seorang penulis (journalis), termasuk organisasi wadah berkumpul para wartawan pun bermunculan (diluar PWI, AJI, dan IJTI). Sama halnya dengan perusahaan penerbitan keberadaan wartawanpun sangat beragam, bahkan saking banyak wartawan setiap narasumber tak bisa membandingkan mana wartawan yang biasa menulis dan memiliki media eksis serta manapula yang tidak, bahkan ada kesan setiap wartawan sama. Karena saking banyak serta sulit membedakan akhirnya nama wartawan dimata masyarakat kebanyakan sama, bisa menulis dan mengobok-obok berbagai persoalan, baik sosial, ekonomi, hukum, pendidikan, pemerintahan termasuk soal korupsi. Wartawan pun disegani, meski ada pula yang memanfaatkan kehebatan wartawan dengan cara memeras yang ujung-ujungnya duit (UUD). Pada akhirnya masyarakat pun mencap, bahwa setiap wartawan suka memeras, kondisi ini jadi fenomena miris dan menyedihkan. Padahal secara umum hampir di setiap lembaga maupun perusahaan ‘oknum’ pasti ada. Berbagai label nama pada wartawanpun muncul seperti wartawan tanpa surat kabar (WTS), Bodrek, Bodong dan sebutan lainnya.
Menyikapi kebebasan pers pada era demokrasi, saya juga mengambil catatan mantan Ketua PWI Periode 1998-2003 dan 2003-2008 Tarman Azzam. Menurutnya, dalam dunia pers di Indonesia muncul sikap arogansi sebagai komunitas pers yang benar-benar terkesan betapa sangat bebasnya  pers Indonesia, melebihi kebebasan pers liberal di Amerika sekalipun. Kebebasan pers di Indonesia kiranya melebihi kabebasan pers di Eropa Barat, Australia, Jepang dan sebagainya. Begitu bebas dan merdeka pers kita hingga muncullah media massa, terutama pada lingkungan media cetak, yang tidak jelas status perusahaan, alamat maupun pengasuhnya isinya kadang, bahkan, hanya berisi fitnah, balas dendam, pornografi serta sekedar memenuhi kepentingan sesaat politik maupun ekonomi, sehingga menuai tudingan kepada pers Indonesia sebagai pers kabablasan.
Pada perjalanannya kondisi tersebut sangat berimbas pada fungsi dan tugas pokok jurnalis seperti yang tertuang dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Wartawan pun seolah sudah jauh keluar dari aturan yang dimilikinya, meski tak semua seperti itu. KEJ sendiri mengisyaratkan bahwa dalam menjalankan tugas jurnalistiknya wartawan dilarang memeras, menulis tendensius, menuruti emosi penulis (pendapat pribadi wartawan), selalu melakukan check and recheck, asas praduga tak bersalah, mencantumkan cover the said (tidak sepihak), memberikan hak jawab. Pada KEJ Pasal 4 juga tercantum bahwa wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Maka kalau semua tahapan itu dilakukan, nilai berita akan sangat berbobot dan tak akan merugikan narasumber, apalagi berujung pada proses hukum yang akan sangat merugikan. Pemberitaan yang diharapkan terutama sikap-sikap kritis terhadap institusi baik pemerintahan maupun lembaga manapun akan berjalan tanpa harus ada rasa takut, kontrol sosial akan sangat berarti, peduli pada kaum miskin, pengawasan pada penyaluran program-program pemerintah harus terus dilakukan. Tulisan kritis konstruktif itu pun dijamin oleh UU Pers yaitu sebagai kemerdekaan dan kebebasan pers seperti tertuang dalam Pasal 2 UU No 40 tahun 1999, yaitu “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum”.
Fungsi Pers sendiri sesuai UU tersebut ada enam diantaranya, memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Maka pendek kata, seiring dengan bertumbuhnya demokrasi di Indonesia, pers harus mampu mempergunakan ruang kemerdekaan dan kebebasannya yang dijamin oleh hukum (undang-undang) dengan mengimplementasikan perannya tersebut. Dengan demikian, pers pun dapat menjadi watch dog  atau pemberi peringatan dini terhadap penyelenggaraan negara. Dan disinilah kemudian semakin terasa betapa pentingnya arti kemerdekaan dan kebebasan pers itu.



-------------------------------
)* Tulisan ini disampaikan pada Diskusi Publik Jurnalistik “Menyikapi Peran Fungsi Jurnalis Di Masa Demokrasi” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Cianjur, Rabu 26 Oktober 2011.


[1] Penulis adalah wartawan Harian Pagi Radar Cianjur (Jawa Pos Grup) yang juga Inisiator Cianjur Social Responbility (CSR)

Nanang Rustandi

SOAL UTS KEWIRAUSAHAAN II SMT VII

UJIAN TENGAH SEMESTER (U T S) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (F EB I) UNIVERSITAS SURYAKANCANA TAHUN AKADEMIK 20 22 -202 3   Mata...